Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja: Menghindari Kebiasaan Buruk yang Merugikan

Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja: Menghindari Kebiasaan Buruk yang Merugikan

Smallest Font
Largest Font

Harazakida.com - Kesehatan mental merupakan aspek yang kini semakin diperhatikan, terutama di lingkungan kerja yang sering kali menjadi sumber stres. Banyak dari kita menghabiskan sebagian besar waktu kita di tempat kerja, oleh karena itu penting untuk mengenali dan mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental kita. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi beberapa kebiasaan toksik yang sering dimiliki oleh pekerja dan cara mengelola serta mengubahnya agar kita dapat meraih kesehatan mental yang lebih baik.

1. Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Salah satu kebiasaan yang sering kali merugikan adalah kecenderungan untuk membandingkan diri dengan rekan kerja lainnya. Banyak dari kita terjebak dalam perangkap membandingkan pencapaian, kemampuan, atau kesuksesan kita dengan orang lain di sekitar kita. Ini tidak hanya mengurangi kepercayaan diri kita, tetapi juga bisa memicu perasaan cemburu, tidak berharga, atau bahkan depresi.

Bagaimana kita bisa mengatasi kebiasaan ini? Pertama, kita perlu menyadari bahwa setiap individu memiliki perjalanan dan tantangan mereka sendiri. Membangun kesadaran diri akan prestasi dan kemampuan kita sendiri adalah langkah pertama untuk membangun rasa percaya diri yang sehat. Selanjutnya, fokuslah pada tujuan dan pencapaian pribadi yang kita inginkan, bukan berdasarkan pada apa yang orang lain miliki atau capai.

2. Overthinking terkait Tujuan Karier

Tujuan karier adalah sesuatu yang penting untuk kita miliki, namun terlalu banyak memikirkan dan mengkhawatirkannya bisa menjadi bumerang. Kadang-kadang, kita cenderung terjebak dalam siklus pikiran negatif tentang apa yang bisa terjadi jika kita tidak mencapai tujuan tersebut. Ini bisa mengakibatkan kegelisahan, kekhawatiran berlebihan, bahkan gangguan tidur atau gangguan kesehatan lainnya.

Bagaimana cara mengelola overthinking terkait tujuan karier? Pertama, kita perlu menerima bahwa perjalanan karier sering kali tidak linier dan penuh dengan tantangan. Membuat rencana alternatif atau plan B dapat membantu mengurangi ketegangan dan kekhawatiran berlebihan. Selanjutnya, praktikkan teknik-teknik relaksasi seperti meditasi atau journaling untuk membantu mengurai pikiran negatif dan menjaga fokus pada hal-hal yang dapat kita kontrol.

3. Tidak Menjalin Komunikasi yang Baik

Komunikasi yang buruk atau minim dalam lingkungan kerja dapat menjadi faktor risiko utama bagi kesehatan mental yang buruk. Menyimpan perasaan atau masalah tanpa mengkomunikasikan dengan baik dapat menyebabkan penumpukan emosi negatif yang akhirnya meledak, mengakibatkan konflik yang lebih besar atau stres yang lebih tinggi.

Bagaimana kita bisa meningkatkan komunikasi dalam lingkungan kerja? Penting untuk membangun hubungan yang kuat dan saling mendukung dengan rekan kerja. Berbicaralah secara terbuka dan jujur ketika ada masalah atau kekhawatiran. Jika sulit untuk berkomunikasi langsung, pertimbangkan untuk melibatkan pihak ketiga seperti atasan atau profesional sumber daya manusia untuk mendukung proses komunikasi.

4. Menginginkan Validasi dari Luar

Ketergantungan pada pujian atau pengakuan dari pihak eksternal, seperti rekan kerja atau atasan, dapat menjadi perangkap yang merugikan. Meskipun penghargaan atau pujian dapat memberikan kepuasan sejenak, ketergantungan pada validasi eksternal dapat membuat kita tidak stabil secara emosional. Hal ini dapat mengurangi harga diri kita dan membuat kita rentan terhadap fluktuasi emosi yang tidak sehat.

Bagaimana cara mengatasi kebutuhan akan validasi eksternal? Mulailah mengenali nilai-nilai dan prestasi kita sendiri secara internal. Berikan penghargaan pada diri sendiri atas pencapaian dan upaya keras yang telah kita lakukan, tanpa harus bergantung pada pujian dari orang lain. Ini membantu kita membangun fondasi yang lebih stabil untuk harga diri dan kesehatan mental kita.

5. Bertahan di Lingkungan Kerja yang Toksik

Lingkungan kerja yang toksik, seperti adanya konflik yang terus menerus, kritik yang tidak membangun, atau kecenderungan untuk menarik diri dari dukungan tim, dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan mental kita. Merasa tidak nyaman atau khawatir di tempat kerja dapat mengakibatkan stres kronis, kelelahan, dan bahkan gangguan kesehatan mental yang lebih serius.

Bagaimana kita dapat mengelola lingkungan kerja yang toksik? Pertama, kenali tanda-tanda lingkungan kerja yang tidak sehat dan berusaha untuk menetapkan batasan yang sehat dalam interaksi sosial. Prioritaskan hubungan yang positif dan mendukung dengan rekan kerja yang membangun. Jika perlu, pertimbangkan untuk mencari lingkungan kerja yang lebih sehat atau meminta bantuan dari atasan atau profesional HR untuk mengatasi masalah yang ada.

Kesimpulan

Menjaga kesehatan mental di lingkungan kerja membutuhkan kesadaran diri yang kuat dan komitmen untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang merugikan. Dengan menghindari jebakan membandingkan diri dengan orang lain, mengelola overthinking terkait tujuan karier, meningkatkan komunikasi yang baik, menghargai pencapaian internal, dan menghindari lingkungan kerja yang toksik, kita dapat membangun fondasi yang kokoh untuk kesehatan mental yang lebih baik.

Ingatlah bahwa perubahan tidak terjadi dalam semalam. Diperlukan waktu, kesabaran, dan konsistensi dalam usaha kita untuk mencapai keseimbangan hidup yang sehat secara mental di lingkungan kerja. Dengan melakukan langkah-langkah ini, kita dapat memperkuat kesehatan mental kita sendiri serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik bagi semua orang. Semoga artikel ini bermanfaat dalam menjaga kesehatan mental Anda di tempat kerja. Terima kasih telah membaca!.(*)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow