Ingin Memulai Bisnis Startup? Kenali Resikonya Sebelum Kamu Merintisnya

Ingin Memulai Bisnis Startup? Kenali Resikonya Sebelum Kamu Merintisnya

Smallest Font
Largest Font

Harazakida.com - Bisnis startup memang bisnis yang sedang tenar dan banyak diminati oleh masyarakat di era yang penuh dengan teknologi saat ini.

Cukup dengan memanfaatkan teknologi tertentu untuk merancang bisnis kamu bisa langsung menjalankan bisnis tanpa susah payah mempromosikannya dimana-mana dan tidak perlu tenaga lebih.

Hanya saja perlu ide cemerlang untuk berinovasi terhadap bisnis startup yang akan dibangun agar tidak sama dengan bisnis startup yang lain.

Berikut terdapat beberapa analisis resiko dari bisnis startup yang perlu kamu pikirkan matang-matang sebelum memutuskan untuk merintisnya.

1. Tidak dapat menemukan masalah

Sebuah ide pasti tercipta dari suatu masalah, terutama masalah yang banyak dihadapi oleh banyak masyarakat.

Founder dan co-founder yang merasa dari masalah yang ada tersebut bisa dikembangkan lebih lanjut untuk membuat solusi permasalahannya melalui ide teknologi startup yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Harapannya dengan pengembangan teknologi startup tersebut, bisa menyelesaikan masalah dan membantu masyarakat kedepannya. 

Masalah tersebut bisa muncul kapan dan dimana saja, bahkan bisa muncul dari masalah yang dialami oleh para perancang bisnis startup sendiri.

Contohnya Shopee, aplikasi atau software ini tercipta karena banyaknya masyarakat yang mengeluhkan perjalanan jauh dan malas untuk berbelanja langsung. Sehingga munculah ide untuk membuat aplikasi startup marketing yang berbasis jualan online sebagai wadah bagi para penjual dan pembeli yang ingin menawarkan jualannya secara online dan yang ingin membeli barang secara online juga. 

Karena sesuai dengan timing dimana banyak masyarakat yang membutuhkannya, maka tenarlah marketplace ini dan sampai sekarang banyak yang memilih untuk berbelanja secara online. 

Oleh karena itu riset masalah sangat penting untuk kamu dan tim kamu lakukan, jangan terburu-buru merintisnya karena bisa membawa dampak dan resiko yang besar.

2. Solusi yang harus sesuai dengan target marketing 

Ketika ide dari suatu permasalahan sudah ditemukan dan dikembangkan, kamu harus menentukan strategi agar solusi yang kamu ciptakan bisa tepat sasaran dan diinginkan oleh banyak masyarakat.

Terkadang ketika ide bisnis sudah tercipta, ternyata solusi tersebut tidak sesuai dengan sasarannya. Contohnya ketika aplikasi Shopee dikembangkan, Founder dan timnya perlu riset lebih lanjut dengan melakukan wawancara ke beberapa konsumen dan penjual di pasar, jadi jika masalah tersebut terbukti itu artinya ide kamu bisa dilanjutkan untuk pengembangannya. 

3. Mendapatkan dana pengembangan dari investor

Akses permodalan masih sulit untuk didapatkan dengan mudah bagi seorang pengusaha yang akan merintis usaha barunya, banyak hambatan sehingga tak sedikit pengusaha yang tidak melanjutkan rencana bisnisnya, berdasarkan dari beberapa survei.

Hal tersebut menyebabkan para pebisnis melakukan pencarian dana atau funding dari berbagai event untuk memperoleh modal dari investor. 

Bootstrapping akan dilakukan oleh founder dan timnya sebagai solusi untuk menjalankan bisnisnya ketika belum mempunyai modal cukup

Mereka akan bekerja sesuai dengan kemampuannya mengisi peran yang dibutuhkan secara sukarela atau dalam kata lain tidak dibayar.

Ketika mereka sudah mencapai keberhasilan, mereka akan membuat proposal yang solid dan most viable product, baru saat itulah mereka bisa membuktikan diri ke investor bahwa mereka layak mendapatkan dana sesuai yang disepakati.

4. Memilih Partner Bisnis Yang Tepat

Tidak mudah untuk mencari partner bisnis yang sesuai dengan kualifikasi.

Di era yang dikuasai teknologi seperti ini, banyak orang yang masih minim pengetahuan seputar teknologi. Tidak semudah bisnis konvensional yang mungkin banyak orang yang sudah mahir dan ahli di bidangnya.

Sebenarnya startup mempunyai cara kerja yang lebih tersistematis dengan sistem. Tidak banyak tenaga, namun rumit dalam pengembangan sistemnya. Setiap pekerja diharapkan memiliki basic knowledge tentang memakai aplikasi penunjang pekerjaan remote

Merekrut orang untuk pengembangan MVP tentu sangat diutamakan. Seorang CTO diharuskan mencari talent dengan skill set yang sesuai dengan project dan budget.

Seberapa besar kemampuan orang tersebut untuk menghadapi tekanan juga perlu dipertimbangkan, karena dampaknya akan terasa jika kamu tidak memperdulikannya.

Semua usaha ataupun bisnis lain tentu sama-sama memiliki resiko.

Namun jangan takut untuk memulainya, dengan kamu terus mengembangkan bisnis startup yang sudah kamu rencanakan, itu artinya kamu berani mengambil resiko.

Sumber : deskimo.com

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Daisy Floren
Donna Hettinger Administrator

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Paling Banyak Dilihat